Tingkatkan Produktivitas Lahan Tani dengan Teknologi Internet of Things

Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan merupakan salah satu penghasil pangan
terbesar di Asia Tenggara. Menurut riset yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik Indonesia pada tahun 2022, luas lahan pertanian di Indonesia mencapai
45 juta Hektare. Sektor pertanian di Indonesia diyakini menjadi sektor terkuat
dan mampu menunjang hingga 30% ekonomi negara. 

Bahan pangan utama yang
dihasilkan dari lahan pertanian di Indonesia adalah beras. Beras yang
diproduksi di Indonesia memenuhi standar internasional sehingga dapat diekspor
ke mancanegara. Indonesia ingin menjadi contoh bagi negara lain dalam tata
kelola sektor agraria di sebuah negara.

Tingkatkan Produktivitas Lahan Tani


Hal ini membuat pebisnis memanfaatkan kondisi
Indonesia di sektor pertanian. Terdapat berbagai bisnis yang bisa dilakukan
pada bidang pertanian dari bisnis konvensional hingga yang menggunakan
teknologi. Perkembangan teknologi berdampak pada berbagai bidang, salah satunya
bidang pertanian dan dibuktikan dengan salah satu perusahaan swasta di
Indonesia menemukan sebuah inovasi bahwa teknologi In
ternet of Things dapat membantu para petani meningkatkan produksi
lahan secara optimal. 

Hal tersebut dikemukakan langsung saat musyawarah
tani
  pada tahun 2015 yang
diselenggarakan di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Internet of Things merupakan sebuah konsep dimana teknologi yang
disematkan pada suatu benda yang didukung oleh sensor,
artificial intelligence, dan lain-lain sehingga benda tersebut
dapat bermanfaat bagi banyak pihak tanpa adanya bantuan manusia secara
langsung.

Bagaimana Internet of Things dapat Meningkatkan Produktivitas
Lahan?

Sebuah lahan dikatakan mengalami peningkatan
produktivitas jika satu siklus tani memakan waktu yang lebih cepat dari
biasanya dan menghasilkan hasil tani dengan kualitas terbaik. Berikut ini alat
yang terintegrasi dengan IoT dan dapat bermanfaat bagi petani untuk
meningkatkan produktivitas lahan pertanian:

  1. Transplanter

Setelah lahan sudah siap, selesai diuruk
dan tanah telah memenuhi standar, petani membuat pola kotak-kotak sebagai
pengatur jarak antara satu bibit padi dan yang lainnya. Sebelum ada alat transplanter petani membuat pola secara
manual menggunakan kayu atau ranting pohon dan hal ini memakan waktu yang cukup
lama. Setelah transplanter muncul,
alat ini yang bekerja untuk mengatur jarak antar padi dan proses kerjanya lebih
cepat dibandingkan manual. Dengan transplanter
sebuah lahan diyakini akan meningkat produktivitasnya hingga 30%.

  1. Superior Seed
    Sorting Machine

Superior seed sorting machine atau mesin pemilah bibit unggul digunakan untuk
memilih bibit-bibit yang unggul dan menyisihkan bibit yang tidak sesuai
kriteria. Sebelumnya para petani tidak bisa menyortir bibit yang unggul karena
keterbatasan pengetahuan, namun dengan adanya mesin yang telah terintegrasi
dengan IoT ini mampu memilah bibit dengan waktu yang cepat yang menyebabkan
proses pertanian lebih efektif dan efisien.

  1. Combine
    Harvester

Mesin
combine harvester
membantu para petani dalam masa panen. Mesin ini dapat
membantu petani pada proses pemotongan, penyortiran, dan pengantongan padi.
Dengan adanya mesin combine harvester
petani tidak kesulitan dalam melakukan panen dan lahan akan lebih produktif.

Hal di atas adalah tiga mesin unggulan yang
terintegrasi dengan teknologi Internet of
Things
dan terbukti dapat meningkatkan produktivitas lahan tani. Pertanian
sangat erat hubungannya dengan peternakan dan perkebunan. Teknologi Internet of Things juga memiliki peran
penting dalam bidang peternakan. 

Contohnya adalah adanya IoT digunakan dalam
alat pemberi pakan ikan, alat tersebut telah diprogram untuk memberi pakan
dengan kuantitas dan waktu yang sesuai dengan jenis ikan yang ada di kolam.
Hanya dengan mengontrol alat melalui aplikasi, pemilik lahan dapat memantau
ikan yang berada di kolam.

Tidak hanya itu salah satu BUMN Terbesar di
Indonesia, Telkom Indonesia melalui Leap Telkom Digital menghadirkan inovasi
yang diberi nama IoT Smart Poultry
Farming System
. Produk Leap Telkom Digital yaitu Antares, yang bergerak di
bidang Internet of Things,
menciptakan teknologi ini yang bertujuan agar peternak ayam dapat memantau
suhu, kelembapan, kecepatan angin, dan tingkat CO2 yang ada pada lahan ternak.
Informasi tersebut dapat diakses melalui smartphone

Platform ini memanfaatkan teknologi
sensor yang disematkan di benda dan software
yang bertujuan sebagai alat komunikasi dan pengelola informasi. Dengan adanya
platform ini diyakini dapat menurunkan tingkat kematian ayam ternak hingga 80%
dan mengurangi 50% operational cost  dari peternakan ayam. 

Hal ini merupakan bukti
bahwa teknologi dapat digunakan di berbagai aspek dan bidang.  Menjajal 
platform
Internet of Things dari Telkom Indonesia untuk digunakan
dalam bidang pertanian dan peternakan dalam rangka  meningkatkan produktivitas merupakan hal yang
layak untuk dicoba.